PAUD
zaman kini Vs PAUD zaman dulu ??
(¬-̮¬)" ┓(´_`)┏ ː̗̀(☉.☉)ː̖́ (•̀_•́)ง
PAUD sama ngga yaaa dengan PAPS ?
Yaaps !! PAUD ( PEndidikan Anak Usia Dini) dan PAPS
(Pendidikan Anak Pra Sekolah) merupakan suatu program pendidikan
yang sama yaitu program pendidikan yang berupaya melakukan
pembinaan terhadap anak berusia 0 tahun – 6 tahun.
Sejarah PAUD diawali dengan di bukanya sekolah Taman
Kanak-kanak pertama di Jerman oleh Friederick Froebel (1837)
yang kemudian dinobatkan sebagai Bapak TK.
Dalam metode pengajarannya, Beliau menitikberatkan
bahwa pendidikan PAUD perlu mengikuti sifat anak yaitu bermain, karena
bermain merupakan suatu metode pendidikan dan cara dari anak untuk meniru
kehidupan orang dewasa dengan wajar, sedangkan guru hanya bertanggung jawab
dalam membimbing dan mengarahkan sehingga anak menjadi kreatif dan
dapat menyumbangkannya ke masyarakat.
Juga terdapat beberapa tokoh lain yang berperan dalam
berdirinya PAUD seperti John Dewey (Amerika) dan Montesorri.
Di Indonesia juga ada Ki Hajar Dewantara yang
ide-idenya banyak di pengaruhi oleh Frobel dan Montessori. Namun, Ki Hajar
Dewantara lebih menekankan pada budi pekerti yang menanamkan nilai,
martabat kemanusiaan, nilai moral, watak yang hingga akhirnya membentuk manusia
yang berkepribadian dan melalui sistem among (Ing ngarso
sing tulodo , Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani ).
Di Indonesia Undang-Undang yang mengatur PAUD terdapat
di dalam UU RI Nomor 2 Tahun 1898 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 12 Ayat 2 menyebutkan bahwa pendidikan anak prasekolah adalah pendidikan
yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan dan keterampilan
yang melandasi pendidikan dasar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai
dengan asas pendidikan sedini mungkin seumur hidup.
Namun dengan
adanya pembaharuan UU yang menangani PAUD di Indonesia, didapatlah definisi
PAUD yang tertuang di dalam UUNo. 20 Th 2003 yang
isinya PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
(PAUD) ADALAH “SUATU UPAYA PEMBINAAN YANG DITUJUKAN KEPADA ANAK
SEJAK LAHIR SAMPAI DENGAN USIA 6 TAHUN YANG DILAKUKAN MELALUI PEMBERIAN
RANGSANGAN PENDIDIKAN UNTUK MEMBANTU PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JASMANI DAN
ROHANI AGAR ANAK MEMILIKI KESIAPAN DALAM MEMASUKI PENDIDIKAN LEBIH LANJUT” .
Pelaksanaan PAUD ini bisa dilakukan dengan 3
cara yaitu :
• Formal : Taman Kanak-kanak
(TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain sederajat
• Non formal : Kelompok Bermain (KB), Taman
Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain sederajat
• Informal : Pendidikan Keluarga atau Pendidikan
yang Diselenggarakan oleh Lingkungan
Pendapat mengenai PAUD zaman
sekarang :
Jika dilihat melalui cara atau metode
pelaksanaannya, PAUD zaman sekarang tidak berbeda dengan PAUD zaman dulu.
MEngapa ??? Karena PAUD zaman sekarang juga masih ada yang bersifat formal ,
non formal, dan informal.
Namun, jika di lihat dari segi pemberian
pembelajarannya sudah pasti jauh berbeda dari PAUD yang dulu.
1. Teknologi
Tidak jarang PAUD zaman sekarang yang sudah
menggunakan media tegnologi dalam proses belajar mengajarnya berbeda dengan
PAUD dahulu , dimana proses pembelajaran mereka lebih ditekankan pada
kemandirian seperti bermain pasir, mandi bola, puzzle, dan sebagainya.
2. Penggunaan
Bahasa
Karena zaman yang semakin canggih, maka pennggunaan
bahasa bilingual juga di dukung sangat kuat di masa pendidikan sekarang
ini. Jadi juga banyak sekolah-sekolah penyelenggara PAUD yang
menggunakan metode 2 bahasa (Bilingual ) ini untuk penyesuaian terhadap zaman.
Oleh karena itu, terdapat beberapa sisi positif dan
negatif dari cara pembelajaran PAUD zaman kini.
Ditinjau dari sisi positif ,
otomatis anak-anak yang diajari menggunakan teknologi dan bahasa bilingual di
awal akan lebih mudah nantinya untuk terjun dalam dunia globalisasi kelaknya.
Namun dari sisi negative,
melihat cara pendidikan PAUD sekarang yang terkesan jauh dari kemandirian
karena semuanya sudah diatur oleh guru, sedangkan zaman dahulu anak-anak masih
dibebaskan untuk bermain pada masa ini sehingga mereka dapat menciptakan gaya
bermain mereka sendiri dengan teman-temannya dan itulah yang dapat membentuk
karakter si anak untuk mudah cemplung dalam dunia sosial ( masyarakat).